Jalan yang dikenal dengan nama Jalan Gunung Tanjung ini merupakan akses vital yang menghubungkan Desa Margodadi dengan sejumlah desa lainnya di wilayah Kecamatan Way Lima. Kerusakan jalan yang cukup parah membuat mobilitas warga terganggu, terutama pada musim hujan jalan licin
Tanpa menunggu janji dari pemerintah yang tak kunjung terealisasi, masyarakat memutuskan untuk bertindak. Pada Jumat pagi, 25 Juli 2025, puluhan warga berkumpul membawa alat-alat seadanya dan mulai melakukan penimbunan lubang-lubang besar di sepanjang jalan menggunakan batu satbes (sirtu).
Menurut keterangan Riyan, salah satu warga yang ikut dalam gotong royong tersebut, kegiatan ini dilakukan murni atas kesadaran bersama dan kekhawatiran terhadap kondisi jalan yang kian membahayakan.
“Kami sudah terlalu lama menunggu perbaikan dari pemerintah, tapi tidak pernah ada tindak lanjut. Padahal jalan ini sangat penting, bukan hanya untuk warga Margodadi, tapi juga desa-desa tetangga,” ujar Riyan.
Riyan juga menyampaikan apresiasi kepada Bapak Muhamin, seorang warga yang peduli dan telah memberikan sumbangan berupa material batu satbes, yang sangat membantu kelancaran kegiatan tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Muhamin. Tanpa bantuannya, mungkin kegiatan ini akan jauh lebih sulit. Ini bukti bahwa kepedulian satu orang bisa memberi dampak besar bagi lingkungan,” tambahnya.
Warga berharap, apa yang mereka lakukan ini bisa menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten Pesawaran. Jalan Gunung Tanjung adalah jalan kabupaten, dan menjadi kewenangan pemerintah untuk melakukan perbaikan infrastruktur demi kelancaran dan keselamatan warga.
Mereka juga berharap agar ada tindak lanjut berupa survei, perbaikan permanen, dan pengaspalan ulang jalan tersebut dalam waktu dekat.
“Jangan karena jalan ini berada di pelosok, lantas diabaikan. Justru kami yang tinggal di pedesaan sangat membutuhkan akses jalan yang layak untuk menunjang ekonomi dan pendidikan,” cetus seorang tokoh masyarakat setempat.
Faktanya terdapat puluhan kepala keluarga yang tinggal di sepanjang dan ujung jalan tersebut. Banyak di antaranya merupakan petani dan buruh harian yang setiap hari bergantung pada kelancaran akses transportasi untuk menjual hasil panen dan mencari nafkah ke wilayah lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar